Powered By Blogger

Sabtu, 19 Mei 2012

Mr.268

Akhirnya ia dipindahkan ke lembaga. Tahu apa artinya itu? Kehidupan akan lebih terkekang disana. Akan sulit menemukan kata bebas disana.
268, nama yang kusandangkan untuknya. Tak ada makna spesial di balik nama itu. Kini , wajar memang ia pasrah. Kasus ini makin kabur. Tak ada kejelasan.
268, belum lama aku mengenalnya, belum lama dekat dengannya, tapi rindu rasanya tak bertemu hampir sebulan ini. Ingin sekali aku melihatnya, ingin sekali aku memeluknya...sebentar saja. Hanya sebagai rasa rindu seorang adik terhadap sosok kakaknya yang hebat. Yah...ia hebat, bahkan menurutku ia sangat hebat. Tidak berlebihan jika kukatakan ia kuat. Ia memang kuat, sangat kuat.
268, sosok seorang kakak yang perhatian, selalu punya cerita untuk dibagi, selalu punya motivasi untuk diberi, selalu punya saran untuk menenangkan, dan selalu saja bijaksana tanpa menghilangkan kesan lucu sikapnya.
268, ia tak memenuhi kriteria sebagai orang baik, tapi semua yang ia lakukan akan bisa meyakinkan kita untuk menilainya baik. Ia tak memenuhi kriteria sebagai orang pintar, tapi semua yang ia katakan akan bisa meyakinkan kita untuk menilainya pintar. Ia tak memenuhi syarat sebagai orang yang sempurna, tapi saat kita merasa dekat dengannya semua yang terjadi cukup membuat kita berkesimpulan ia cukup sempurna sebagai seorang teman, seorang sahabat, bahkan seorang saudara.
268, tak lepas dari ingatan awal bertemu dengannya. Ia menakutkan tapi ada yang lain dari sinar matanya dan kutahu itu ajakan persahabatan. Beberapa kali memotivasiku untuk kuat dan tidak cengeng. Berulang kali melarangku menangis hanya karna beberapa masalah sepele.
Hey 268! Lihat aku sekarang. Aku sudah cukup kuat untuk dijatuhkan. Aku sudah cukup tangguh untuk dikalahkan. Air mata ini tidak semudah dulu lagi keluarnya. Air mata ini sudah tau waktu kapan harus keluar dan kapan harus tetap bertahan.
268, ia kakakku. Ia saudaraku. Dan akan tetap begitu meski keadaan menginginkan hal lain. Tak ada yang bisa menggantikan posisinya. Ia kakakku, sampai kapanpun tetap kakakku. Meski mungkin nantinya ia tak akan kembali ke koridor tempat kami pertama bertemu, tak akan ada yang berbeda. Ia tetap kakakku. Saudaraku. Motivatorku. Penyemangatku. Buku harianku. Ia tetap orang yang akan kurindukan untuk berbagi cerita. Ia tetap menjadi orang selalu ingin kuajak bercanda.
268, I will miss U. All about U, my old brother :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar