Akhirnya ia dipindahkan ke lembaga. Tahu apa artinya itu?
Kehidupan akan lebih terkekang disana. Akan sulit menemukan kata bebas disana.
268, nama yang kusandangkan untuknya. Tak ada makna
spesial di balik nama itu. Kini , wajar memang ia pasrah. Kasus ini makin
kabur. Tak ada kejelasan.
268, belum lama aku mengenalnya, belum lama dekat
dengannya, tapi rindu rasanya tak bertemu hampir sebulan ini. Ingin sekali aku
melihatnya, ingin sekali aku memeluknya...sebentar saja. Hanya sebagai rasa
rindu seorang adik terhadap sosok kakaknya yang hebat. Yah...ia hebat, bahkan
menurutku ia sangat hebat. Tidak berlebihan jika kukatakan ia kuat. Ia memang
kuat, sangat kuat.
268, sosok seorang kakak yang perhatian, selalu punya
cerita untuk dibagi, selalu punya motivasi untuk diberi, selalu punya saran
untuk menenangkan, dan selalu saja bijaksana tanpa menghilangkan kesan lucu
sikapnya.
268, ia tak memenuhi kriteria sebagai orang baik, tapi
semua yang ia lakukan akan bisa meyakinkan kita untuk menilainya baik. Ia tak
memenuhi kriteria sebagai orang pintar, tapi semua yang ia katakan akan bisa
meyakinkan kita untuk menilainya pintar. Ia tak memenuhi syarat sebagai orang
yang sempurna, tapi saat kita merasa dekat dengannya semua yang terjadi cukup
membuat kita berkesimpulan ia cukup sempurna sebagai seorang teman, seorang
sahabat, bahkan seorang saudara.
268, tak lepas dari ingatan awal bertemu dengannya. Ia
menakutkan tapi ada yang lain dari sinar matanya dan kutahu itu ajakan
persahabatan. Beberapa kali memotivasiku untuk kuat dan tidak cengeng. Berulang
kali melarangku menangis hanya karna beberapa masalah sepele.
Hey 268! Lihat aku sekarang. Aku sudah cukup kuat untuk
dijatuhkan. Aku sudah cukup tangguh untuk dikalahkan. Air mata ini tidak
semudah dulu lagi keluarnya. Air mata ini sudah tau waktu kapan harus keluar
dan kapan harus tetap bertahan.
268, ia kakakku. Ia saudaraku. Dan akan tetap begitu
meski keadaan menginginkan hal lain. Tak ada yang bisa menggantikan posisinya.
Ia kakakku, sampai kapanpun tetap kakakku. Meski mungkin nantinya ia tak akan
kembali ke koridor tempat kami pertama bertemu, tak akan ada yang berbeda. Ia
tetap kakakku. Saudaraku. Motivatorku. Penyemangatku. Buku harianku. Ia tetap
orang yang akan kurindukan untuk berbagi cerita. Ia tetap menjadi orang selalu
ingin kuajak bercanda.
268, I will miss U. All about U, my old brother
:)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar