Powered By Blogger

Rabu, 25 Juli 2012

BERSERAH (SURRENDER)

by. Gamaliel & Audrey

Kapankah pelangi datang setelah redanya hujan
(When will the rainbow comes, after the rain lets up)
Begitupun gelap malam, takkan tetap, takkan diam
(So is the dark night, never stay, never be silent)
Akan pergi digantikan pagi
(Will go and changing by morning)

Ada tangis lalu ada tawa, ada manis di balik kecewa
(There's crying then laughing, there's a sweet behind the dissapointed)
Begitulah biasanya, habis luka datang suka
(That was usually, after the pain comes love)
Terimalah dengan hati yang rela
(Received with readiness)
 
Berserah pasrahkan semua (pasrahkan semua) pada Yang Kuasa
(Surrender all [surrender all] on the Almighty)
Beri yang terbaik sepenuh jiwa
(Give the best with soul)
Berserah bukan berarti menyerah tapi tak henti percaya
(Surrender doesn't mean give up but never stop to believe)
Bahwa kita (bahwa kita) memang pantas bahagia
(That we [that we] deserve to be happy)
Bahagia pasti bersama kita
(Certainly, happy with our)
Bila jalani hidup dengan cinta
(If live life with love)
Memberi dengan rela, terima dengan suka
(Give with readiness, received with love)
Setia sabar dan percaya
(Loyal, patient and believe)

Berserah pasrahkan semua pada Yang Kuasa
(Surrender all on the Almighty)
Beri yang terbaik sepenuh jiwa
(Give the best with soul) 
Berserah pasrahkan semua (pasrahkan semua) pada Yang Kuasa
(Surrender all [surrender all] on the Almighty) 
Beri yang terbaik sepenuh jiwa
(Give the best with soul) 
Berserah bukan berarti menyerah tapi tak henti percaya
(Surrender doesn't mean give up but never stop to believe) 
Bahwa kita (bahwa kita) memang pantas bahagia
(That we [that we] deserve to be happy) 
Kapankah pelangi datang setelah redanya hujan
(When will the rainbow comes, after the rain lets up)

Indonesian lyrics by. http://liriklaguindonesia.net , translated in English by me :)


I like this song...I hope you can enjoy it too as same as me :)


try to listen here : http://www.stafaband.info/download/143424/Gamaliel___Audrey/Berserah.html


see you and thank you (ɔˇ³ˇ)ɔ ♡

Nila Chandra Sakti

who is Nila Chandra Sakti?
Ok...we started from 8 years ago when i was in elementary school(ES).
I studied in Sudirman ES.
At the first time, I went in Sudirman III, but when fourth grade I pass the test for unggulan class.
That time, I don't know anyone.
Untill I got a friend.
Her name is Nila. She was born on 1st October, 1993. She is thin, have a long hair, and fussy. ( ´ ▽ ` )
She is my classmate, she sat beside me.
We sat in the back left corner of the classroom.
It's a secluded place.
If I'm not mistaken, she was from Sudirman IV.
Since I know her, I always with her.
Behind my class, there's a place to break time. We liked to swapping stories in that place. I remember, Nila ever cry when she told me about her family. And I crying too. (˘̩̩̩-˘̩̩̩ )
We loved to exchanging food. And he loved shrimp. I remember, every I bring food and it was a shrimp, she will ask for my food ( ´ ▽ ` )

But, one day...she told me that she would move. I forgot the reason. If I'm not mistaken, she wanted to follow her mother.
I was sad. I would lose a friend, my best friend (˘̩̩̩-˘̩̩̩ )
and even worse, she moved on 5th October, 4 days after her birthday (╥﹏╥)
and more and even worse, she left without saying goodbye...she was bad (︶︹︺)
But she was still receiving my gift, a barbie doll. (ɔˇ_ˇ)ɔ ♡

But it used to be. (ノ^▽^)ノ 
now, we meet again(although only in facebook)... (/ 'o')/ @@@ (\ .o.)\ @@@ (\ 'o')/
finally, she found me!!! ~(˘▾˘~) ~(˘▾˘)~ (~˘▾˘)~
woahhhh...I miss her so much...
finally...finally...
I think she had forgotten, turns out she still remembers. (ɔˇ³ˇ)ɔ 
 

now, I just wait the time when I can meet her.
huwaaa...I can't wait...hahahah
 
allright, that's all for this post.
see you next ╭( '̀⌣'́ )ง

Selasa, 24 Juli 2012

Senior High School or Campus?

Many people say that "Senior High School memories are the sweetest memories in a life", I think they didn't enjoy their campus memories or may be they have not pass Campus life.
Let me share my experiences when I at Senior High School(SHS) and now when I at Campus.
Enjoy to read it :)

1. When I was at SHS, I must using uniform. Used a hot white t-shirt, used a long grey skirt, using a white socks, used a black shoes, I couldn't use bracelet, and I couldn't use make-up (who ever using make-up to school? you are so LEBAY. *piss). But, at campus I am free. I can use all colours of t-shirt, I can use jeans, you can use all motifs of shirt, I can use all models of shoes, I can use all colours of socks (if you like it) and I can use make-up (only for the willing, not including me).

2. When I was at SHS, I must follow all the rules, including the schedule subject. I have to go to school at 7:15 a.m. and back home at 05:00 p.m. with twice break time and many subject that repeated twice a week. But, at campus I can freely adjust the time course. I can go to campus at 8:00 a.m. or 10:00 a.m. and I can back home at 03:00 p.m. or 05:00 p.m. with many break time and no one subject repeated twice a week. And a more enjoyable, I could choose to go to college or not. I like it :D

3. When I was at SHS, my mom didn't allow me to ride a motorcycle. She said that I was a little girl or I still didn't have driver's license or I still unstable or she's just afraid if I ran away and forgot to go home.hha. But, at campus I can ride my own motorcycle without rules. I can go anywhere I want but still under control (you will definitely want it too)

4.  And the last, lying if you say you learned about love in SHS. When you at SHS you still unstable. That means, you easily to influenced. So, I think the real love is at campus. Just like me (colongan vent).

OK that's all...I hope you can open your eyes and see the truth.
see you and thank you :)

Jumat, 20 Juli 2012

KEBEBASAN(?)

Bohong kalo ada yang bilang kebebasan itu nyata.
Bohong kalo ada yang bilang kebebasan itu tepat pada artinya.
Perlihatkan padaku kalo benar kebebasan itu ada.
Perlihatkan padaku sosok seseorang yang betul-betul merasakan kebebasan.
Katanya ini negara merdeka, tapi tak satupun kulihat tanda-tanda kemerdekaan di rakyatnya.
Katanya ini negara merdeka, sudah tak ada kekangan dan semua orang bisa berdemonstrasi, berbicara dengan semaunya.
BULLSHIT!!!
Lihat orang-orang yang menjadi pembantu, mereka tidak merdeka...mereka masih saja harus dijajah oleh orang luar yang berkedok majikan di negara ini.
Lihat para demonstran yang katanya bebas, mereka masih saja takut untuk sekedar mengaspirasikan secara gamblang suatu pendapat sendiri tanpa harus membawa massa.
Lihat para anak yang mestinya sudah bebas karena mereka punya KTP yang menandakan mereka telah dewasa, tapi mereka masih saja dilarang mengekspresikan apa yang mereka inginkan dengan jalan dan c ara yang mereka mau.
Kebebasan itu hanya sebuah kata, tidak akan pernah ada realisasi nyata.
Katanya bebas melakukan apa saja, tapi tetap harus sesuai aturan dan tak melanggar norma-norma yang katanya demi kepentingan bersama padahal kalo diteliti lebih jauh hanya untuk kepentingan perseorangan.
Katanya bebas berteman dengan siapa saja, tapi tetap harus liat latar belakang keluarga, latar belakang pendidikan, sejarah hidupnya, bibit, bobot, bebet, den semua hal-hal yang menyangkut tentangnya.
Katanya bebas kemana saja, tapi harus tetap bisa dijangkau, masih didalam daerah, masih bisa dipantau bahkan masih bisa ditemukan kalo dicari.
Katanya...hmm...aku benci “katanya”, sesuatu yang tidak pasti yang semakin memburamkan makna kebebasan.
Aku tak yakin ada orang yang betul-betul sudah bebas, sudah merdeka.
Mereka semua masih dibawah kebobrokan negeri yang penuh dengan “katanya”.
Yah...tak kupungkiri, termasuk aku.
Aku gadis 18 tahun, yang katanya sudah bebas berekspresi sesuai mauku karena aku sudah dewasa. Tapi, kenyataannya kebebasan itu tak ada apa-apanya saat harus berhadapan dengan orang tua yang masih menganggapku anak kecil.
Pada masalah tertentu orang tua akan berkata “kamu sudah dewasa, sudah 18 tahun, mestinya kamu sudah bisa menentukan dan mengurus semuanya sendiri. Liat itu si anu, dia 17 tahun saja sudah bisa ini, bisa itu...”apalah segala urusan yang bisa membantu kegiatan orang tua.
Tapi di saat lain orang tua akan berkata “jangan, kamu belum tau yang mana benar dan yang mana salah” atau “kamu itu kalo dikasi tau ngeyel, kamu itu masih anak-anak tau apa sih” atau apa sajalah yang bisa mematahkan alasan seorang anak untuk berekspresi.
Lalu, dimana letak kebebasan?
Apa kebebasan hanya dimiliki oleh orang-orang pemberontak yang melawan tanpa memakai hati nurani?
Yah...kuingat seseorang pernah berkata begini “melawan sedikitlah wahai kartini”
Melawan, jadi kebebasan itu bisa didapatkan jika kita bisa melawan, jika kita bisa berontak dan jika kita bisa frontal.
Aku ingin melakukan itu, tapi yang kuhadapi bukan teman sebayaku, bukan seniorku, bukan dosenku, bukan guruku, bukan pacarku tapi orang tuaku.
Manusia yang harus kusembah setelah Tuhan. Manusia yang tak mungkin kulawan meski aku merasa benar. Manusia yang tak mungkin kubantah meski aku memang benar. Manusia yang tak mungkin kuberontaki meski aku benar.
Seseorang pernah meyakinkanku untuk sesekali memberontak untuk hal-hal yang sudah jelas memang benar, tapi aku tak bisa.
Dan mungkin karena itulah, aku tetap tak bisa merasakan arti dari kebebasan.
Hingga detik aku menulis catatan ini, kebebasan itu masih buram...sangat buram, dan aku masih berfikir KEBEBASAN ITU BULLSHIT!!!